Ukhuwah Islamiyah : Ikatan Terkuat Melampaui Batas Darah

Featured Image

Islam adalah agama yang sangat menekankan pentingnya persatuan dan kasih sayang di antara para pemeluknya. Ikatan yang menyatukan mereka, melampaui batas suku, ras, negara, dan bahasa, disebut Ukhuwah Islamiyah (أُخُوَّة إِسْلَامِيَّة) atau Persaudaraan Islam. Ini adalah ikatan spiritual yang didasarkan pada tauhid dan keimanan, menjadikan semua Muslim layaknya satu tubuh.

Ukhuwah adalah anugerah terbesar dari Allah SWT yang harus senantiasa dijaga. Allah berfirman, mengingatkan kaum Mukminin akan nikmat persaudaraan ini:

وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًۭا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ ۚ وَٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءًۭ فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِۦٓ إِخْوَٰنًۭا

"Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara." (QS. Ali Imran: 103)

Ayat ini secara jelas mengaitkan perintah berpegang teguh pada agama Allah dengan larangan berpecah belah, menjadikan persatuan sebagai kewajiban agama.


1. 🩸 Kedudukan Ukhuwah: Satu Tubuh dan Satu Bangunan

Ukhuwah Islamiyah memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan esensial dalam syariat:

A. Persaudaraan adalah Iman

Rasulullah SAW menggambarkan kedalaman ikatan ini:

"Tidaklah beriman (sempurna imannya) salah seorang di antara kalian sehingga ia mencintai untuk saudaranya (Muslim) apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menjadikan cinta kepada sesama Muslim sebagai tolok ukur kesempurnaan iman.

B. Perumpamaan Satu Bangunan

Ukhuwah disamakan dengan struktur fisik yang kokoh:

"Seorang mukmin dengan mukmin yang lain adalah bagaikan satu bangunan, satu sama lain saling menguatkan." (HR. Bukhari dan Muslim)

Artinya, jika satu bagian dari umat (misalnya, kaum Muslimin di negara minoritas) dilemahkan, maka seluruh bangunan umat akan ikut merasakan dampaknya dan berkewajiban untuk menguatkan kembali.

C. Perumpamaan Satu Tubuh

Lebih lanjut, ukhuwah digambarkan sebagai hubungan biologis:

"Perumpamaan kaum mukminin dalam hal saling mencintai, saling mengasihi, dan saling menyayangi, seperti satu tubuh. Apabila satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh ikut merasakan sakit dengan tidak tidur dan demam." (HR. Muslim)

Ini menuntut adanya rasa empati (merasai sakitnya saudara) dan aksi nyata (menolong dan membantu) ketika saudara Muslim tertimpa musibah.


2. 🛡️ Hak-Hak dan Kewajiban Persaudaraan

Ukhuwah bukanlah sekadar sentimen, tetapi diwujudkan melalui serangkaian hak dan kewajiban praktis (haqqul Muslim 'alal Muslim) yang harus dipenuhi:

  1. Saling Mengucapkan Salam: Menyebarkan salam adalah amalan yang menumbuhkan rasa cinta dan persatuan.

  2. Menjenguk yang Sakit: Memberikan dukungan moral dan mendoakan kesembuhan.

  3. Mengantar Jenazah: Turut mengurus dan memberikan penghormatan terakhir kepada saudara yang meninggal.

  4. Memenuhi Undangan: Menghadiri undangan walimah (resepsi pernikahan) sebagai bentuk penghargaan dan doa.

  5. Mendoakan Bersin: Mendoakan yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu) ketika saudara bersin dan mengucapkan alhamdulillah.

  6. Memberi Nasihat: Memberi nasihat yang baik secara rahasia dan lembut, bukan mempermalukan di hadapan umum.

Larangan dalam Ukhuwah

Untuk menjaga keutuhan ukhuwah, Rasulullah SAW melarang keras tindakan yang merusak hati:

  • Ghibah (Menggunjing) dan Namimah (Adu Domba): Menggambarkan aib saudara atau menyebarkan fitnah adalah penghancur persaudaraan.

  • Tajassus (Mencari Kesalahan): Mengintai atau mencari-cari aib saudara Muslim.

  • Hasad (Iri Hati): Menginginkan hilangnya nikmat yang dimiliki saudara.

  • Saling Membenci dan Memutuskan Hubungan: Larangan untuk saling membelakangi atau mendiamkan saudara Muslim lebih dari tiga hari, kecuali karena alasan syar'i.


3. 🔥 Bahaya Perpecahan (Tafarruq)

Perpecahan dan perselisihan (tafarruq) adalah pintu masuk bagi kelemahan dan azab. Sejarah Islam menunjukkan bahwa kejatuhan umat seringkali disebabkan oleh konflik internal, bukan semata-mata serangan eksternal.

A. Sumber Kelemahan

Allah berfirman:

وَلَا تَنَـٰزَعُوا۟ فَتَفْشَلُوا۟ وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ

"Dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu..." (QS. Al-Anfal: 46)

Ayat ini secara eksplisit mengaitkan perdebatan dan perselisihan yang destruktif dengan hilangnya kekuatan (rih) umat. Kekuatan umat terletak pada persatuan hatinya.

B. Prioritas Utama

Ukhuwah mengajarkan umat untuk memprioritaskan:

  • Titik Temu (Kesamaan): Fokus pada hal-hal mendasar yang menyatukan (Tauhid, Quran, Sunnah) dan mengesampingkan perbedaan furu' (cabang).

  • Toleransi dalam Ijtihad: Menghargai perbedaan pendapat (khilafiyah) yang didasari oleh ijtihad ilmiah, selama tidak menyentuh prinsip-prinsip dasar agama.

Ukhuwah yang sejati tidak berarti harus sama dalam segala hal, tetapi berarti mampu berbeda dalam pandangan tanpa merusak rasa cinta dan persaudaraan.

Penutup

Ukhuwah Islamiyah adalah karunia ilahi yang harus dirawat dengan amal dan dijaga dari racun perpecahan. Di zaman yang serba terfragmentasi ini, kekuatan umat Muslim bukan terletak pada jumlah individu, melainkan pada kualitas persaudaraan dan solidaritasnya. Dengan menunaikan hak-hak sesama Muslim, menghindari ghibah, dan menyebarkan kasih sayang, setiap Mukmin turut serta dalam membangun kembali bangunan umat yang kokoh, di mana jika satu anggota merasakan sakit, yang lain pun ikut merasakan dan segera memberikan pertolongan.

Image